Selasa, 18 Juli 2017

Malam Bersejarah Di Santiago Bernabeu



21 Februari 2006 lalu, menjadi malam bersejarah bagi Arsenal. Malam yang mungkin tidak akan bisa kalian lupakan sebagai seorang Gooners. Lalu hal apa yang menjadi sejarah Arsenal pada malam itu ? Lalu apa yang membuat kita tidak bisa melupakan hal bersejarah tersebut ? Melihat dari judulnya saja, mungkin kalian sudah bisa menebak apa isi dari artikel ini. Tak apa apa jika kalian sudah bisa langsung menebak, karena ini bukan permainan tebak tebakan yang harus kalian jawab dengan sangat tepat.

Pada gelaran UCL season 05/06, semua kontestan Champions League tentu saja tak ingin mendapat lawan yang berat ketika sudah berhasil lolos dari fase Group. Bertemu dengan AC Milan dan Andry Shevchenko nya , atau bertemu Real Madrid dengan Los Galaticos nya, tentu bukan harapan yang di inginkan setiap kontestan yang sudah lolos ke babak 16 tersebut. Namun sial bagi tim merah asal London Utara ini, ya, mereka harus menghadapi calon juara dalam kompetisi ini.

Drawing mempertemukan Arsenal melawan Real Madrid. Mulai dari bursa judi Internasional, Online, hingga judi kelas bawah ala ala pelajar, semua menertawakan bagaimana Arsenal yang di rasa akan babak belur menghadapi raksasa ibu kota Spanyol tersebut. berbagai macam voor di berikan, mulai dari 1 hingga selisih 4 angka, mereka semua dengan yakin Real Madrid akan menang dengan mudah melawan Gudang Peluru tersebut.

Malam yang di tunggu tunggu pun tiba, kala itu saya masih duduk di sekolah dasar, dan saya mengingat bagaimana saya memohon ibu saya untuk membangunkan saya pada waktu yang seharusnya anak anak beristirahat. Hanya berbekal guling dan selimut di depan televisi, mata saya terbelalak melihat skuad Real Madrid, mungkin saat itu hanya beberapa nama beken yang saya kenali membela Real Madrid. Penjaga gawang Iker Casillas, dilini belakang Los Galaticos yang masih di galang Roberto Carlos, Cicinho, anak muda kala itu Sergio Ramos, serta pembelian gagal Madrid, Jonathan Woodgate, menjadi strating line up Real Madrid ketika melawan Arsenal di Santiago Bernabeu pada putaran leg pertama. Bisa di bilang ini adalah campuran pertahanan dari lapis ke dua Real Madrid, mengingat kala itu masih ada nama nama senior yang mungkin bisa mengubah kisah Real Madrid malam itu, Ivan Helguerra hanya duduk di bangku penonton, Sedangkan Michael Salgado dan Alvaro Meija ada dalam bench.


Lini yang sangat jauh jika kita membandingkan dengan skuad Arsenal saat itu, ya, lini tengah Real Madrid membuat saya pesimistis jika Arsenal harus bertarung di lapangan tengah. Zinadine Zidane, Guti Hernandez, Thomas Gravesen, dan sang pria kharismatik David Beckham masuk dalam starting line up utama. Sedangkan di posisi striker Real menduetkan Dribbler asal Brazil, Ronaldo dan Robinho.

Bandingkan saja dengan skuad Arsenal yang diturunkan Arsene Wenger malam itu. Jens Lehmann mungkin salah satu faktor yang menciptakan malam bersejarah untuk Arsenal. Sedangkan untuk lini belakang di isi oleh bek kiri dadakan Mathieu Flamini, Emmanuel Eboue, senior Kolo Toure dan pemuda asal Swiss Philippe Senderos. Pada saat itu Gunners tak bisa diperkuat Sol Campbell dan Ashley Cole karena sedang cedera

Sayap kiri kanan di isi oleh Freddie Ljungberg dan Aliaksandr Hleb dan di central di isi bocah belasan tahun Cesc Fabregas dan veteran Gilberto Silva. Dan di depan ada Pria asal Sevilla Jose Antonio Reyes berduet dengan sang kapten Thierry Henry.

Secara di luar dugaan, babak pertama Arsenal berhasil membuat tuan rumah kelabakaan. Di buka dari solo run Titi dan memberi umpan ke Reyes, tendangan kaki kirinya berhasil di tip oleh Iker. Kesempatan berikutnya Henry berhasil mengecoh Ramos dan memberika umpan terobosan kepada Freddie yang sudah mengecoh Santo Iker dan hanya tinggal menendang ke gawang, namun sayang , Carlos datang dengan tepat waktu dan melakukan tackling. Tuan rumah benar benar dibuat sibuk oleh tamunya, pertengahan babak pertama crossing Reyes tepat sasaran ke kepala plontos Henry, namun sayang , headingnya masih melebar.


Bukan tanpa perlawanan di babak pertama, Real langusung bereaksi dengan tandukan Robinho yang jauh dari gawang Lehmann dan heading Beckham yang masih benar benar jauh dari sasaran setelah menerima crossing Zizou. Menjelang akhir babak pertama Arsenal mendapatkan freekick yang di eksekusi sendiri oleh TIti , namun sayang masih melambung jauh. Di balas tiga kali shoot on target oleh Real Madrid dari tendangan mendatar Ronaldo, kesalahan Senderos nyaris membuat Beckham mencetak angka di Bernebau, dan Volley ball Robinho yang jatuh tepat di pelukan Lehmann. Saling jual beli serangan terjadi di menit menit akhir babak pertama, freekick Carlos, pleasing Henry, menutup segala rangkaian babak pertama di Bernebeu. 

Peluit babak ke dua di bunyikan oleh Stefano Farina, wasit asal Italy yang kala itu memimpin di Santiago Bernabeu.  2 menit setelah peluit di bunyikan publik Bernabeu sontak langsung senyap. Menerima assist dari pemuda Catalan, Henry melakukan solo run, korban pertama yang di kecoh adalah sang fenomenal Ronaldo, lalu Meija, Guti dan tackling lambat Ramos tak bisa menghentikan laju bola yang di tendang Henry melewati Iker Casillas, 0-1 untuk Arsenal.

Real Madrid langsung kebakaran jenggot, , merespon melalui crossing Robinho yang gagal di terima oleh Ronaldo, kemudian Henry membalas dengan serangn balik yang sayang tembakanya masih melebar. Heading Raul menerima dari freekick Beckham masih melambung, longball untuk Beckham yang sudah berhadapan dengan Lehmann pun gagal diselesaikan menjadi gol. Heading Ramos longshoot Roberto Carlos pun semuanya gagal menjadi gol. Inilah malam bersejarah bagi Arsenal, karena Arsenal berhasil menjadi tim asal Inggris pertama yang berhasil mengalahkan Real Madrid di Santiago Bernabeu.

Mungkin beberapa dari kalian masih mengingat betul bagaimana malam di Santiago Bernabeu tersebut. Tak rugi rasanya pergi ke sekolah dengan keadaan masih mengantuk tetapi sangat senang karena terbayar lunas dengan kemenangan bersejarah Arsenal tersebut.

Kemudian Arsenal lolos setelah di leg ke dua berhasil menahan imbang 0-0 dan berhasil melaju hingga babak final. Sayang, kesempatan Arsenal untuk membawa pulang si kuping besar gagal, setelah di tekuk Barcelona 1-2 di partai final. Saya berharap dengan gagalnya musim ini bermain di UCL, Arsenal bisa lebih siap menghadapi Premier League dan Europa League. Jujur, saya sendiri rindu anggota Big Four Premier League di segani di Champions League seperti tahun 2000an. Seperti Arsenal yang selalu sukses lolos dari babak 16 besar, hingga merasakan final, Masih segar ingatan kita pada UCL 2008-2009 dimana 3 tim asal Premier League menguasai hingga babak semifinal. Semoga Arsenal segera bangkit kembali di Persepakbolaan Inggris dan menjadi Tim yang disegani di Eropa :,)


2 komentar:

  1. CARI SITUS BANDAR YANG AMAN DAN TERPERCAYA?
    PASTINY DI ZEUSBOLA DONG.

    ZEUSBOLA MERUPAKAN SITUS BANDAR YANG SANGAT TERPOPULER DI MASYARAKAT INDONESIA,KAMI JUGA MENYEDIAKAN GAME YANG MEBUAT ANDA TIDAK BOSAN DAN JUGA BISA MEMBUAT ANDA JADI JUTAWAN LOHH

    MELAYANI DEPOSIT PULSA DAN DEPOSIT REKENING

    SEGERA DAFTAR DAN DAPATKAN HADIAH MENARIK SEPERTI JUATAAN RUPIAH DAN IPHONE 11 PRO MAX YA


    untuk info selanjutnya hubungi cs kami di
    instagram : zeusbola.official




    BalasHapus