Selasa, 27 Februari 2018

ARSENE WENGER DAN SANG “PUAN”

ARSENE WENGER DAN SANG “PUAN”

22 tahun lalu, pria pemilik pasport Perancis tiba dari Jepang ke London Utara dengan rasa bangga. Tiba sebagai entitas yang tidak dikenal ke Arsenal, meski dua dekade kemudian, dia telah menulis satu bab sejarah istimewa di dunia sepak bola Inggris yang tentu tidak akan terlupakan dalam waktu dekat. Ia sedang merintis sebuah karir, dan bertemulah Wenger dengan sang “puan-nya”(Arsenal)(panggilan kepada wanita/lawan kata dari Tuan). Wenger tiba di London Utara dan langsung jatuh hati dengan sang puan layaknya muda mudi yang sedang jatuh cinta.

Wenger pun mengarungi bahtera hubungan dengan sang Puan, menjalani hidup seperti kisah cinta di layar lebar, walaupun akhirnya pun tidak di ketahui oleh Wenger. Pasang surut kisah cinta Arsene dang sang Puan pun kerap kali mendapat kritikan dari Kakak sang Puan (Gooners). Taktik usang, mentalitas setiap pemain, menjadi pembicaraan pokok Kakak sang Puan yang di wawancarai ArsenalFanTV. Permainan yang tak berpola, mental bertanding yang bobrok, menggambarkan betapa rapuhnya sang Puan musim ini. Mungkin Wenger tak pernah mau belajar dari musim terburuk kala mengalami masa tersulit bersama sang Puan, yaitu musim lalu. Dimana sang Puan harus finish di peringkat 5, rekor St.Totteringham pun harus hilang. Mungkin musim lalu menjadi musim terburuk di era Wenger yang tidak akan pernah dilupakan oleh kakak sang Puan, berbagai kejadian memalukan banyak di buat oleh sang Professor. UCL pun memberikan ucapan selamat tinggal yang menyakitkan untuk sang Puan. Aggregate 10-2 menjadi salam perpisahan sang Puan dan UCL yang di mediatori oleh FC Bayern. FA Cup simbol permintaan maaf Wenger kepada sang Puan di tengah isu bahwa mereka akan berpisah di akhir musim lalu dan FA Cup tersebut sekaligus menandai bahwa Wenger masih memiliki hasrat terhadap sang Puan.

Wenger tentu sudah memiliki bagaimana gambaran masa depan-nya dengan sang Puan. Namun, Wenger seperti di kagetkan sang Puan, dengan munjukkan tanda tanda bahwa hubungan mereka akan segera berakhir, dan bahwa kakak sang Puan yang sudah mulai bosan untuk tetap merestui kelanjutan hubungan Wenger dan sang Puan.
Titik puncak kebosanan Kakak dari sang Puan meluap kala sang Puan di permalukan oleh tim asuhan pria asal Catalan di final Carabao Cup musim ini. Lantas, siapa dalang di balik kekalahan sang Puan ? Yep, dengan lantang kakak sang Puan menyebut satu nama “Arsene Wenger”. Segala macam sumpah serapah terlontar dari mulut Kakak sang Puan untuk pria 68 tahun yang merasa bertanggung jawab penuh terhadap sang Puan. Opini dari kakak sang Puan pun cukup untuk membeberkan alasan yang kuat, agar Orang Tua sang Puan (board/manajemen) mau segera mengakhiri hubungan sang Puan dengan Pria asal Starsbourg itu.

Kakak dari sang Puan pun pernah berkata bahwa pasangan yang baik akan mendukung keinginan pasangannya untuk berkembang dan akan percaya bahwa bila ia pun cinta dikau, tiada yang akan terjadi yang merisaukan. Wenger mengklaim bahwa rasa cintanya terhadap sang Puan lah yang membuatnya tidak bisa berpisah dari sang Puan.

Tak ada yang meragukan kapasitas Arsene Wenger sebagai pelatih. Puan asal ibukota Spanyol dan Perancis  pun pernah mengutarakan niatnya untuk meminang sang professor. Tapi Wenger tak bisa meninggalkan segala pengorbananya bersama sang Puan dengan lapang dada. Kakak dari sang Puan sudah tidak menginginkanya berada di Emirates. Wenger tetap kekeh dengan prinsip dan keyakinanya bahwa cepat atau lambat dia akan membawa perubahan bagi sang Puan. 

Sedikit peng-analogian dari beberapa lirik lagu Silampukau Puan Kelana yang mungkin memiliki kisah yang mirip dengan Arsene dan Arsenal

Kau putar sekali lagi Champs-Elysees.
Lidah kita bertaut a la Francais.
Sejak ditangani Wenger, Sang Puan selalu dihiasi berlian(pemain) asal Perancis yang membuat Sang Puan lebih kental beraroma wangi France connection.
Langit sungguh jingga itu sore,
dan kau masih milikku.
Sudah 22 tahun Wenger menjalani kisah cintanya dengan sang Puan, hingga situasi terburuk saat ini pun sang Puan masih dalam pelukan Wenger.
Kita tak pernah suka air mata.
Berangkatlah sendiri ke Juanda.
Wenger tak pernah mengharapkan situasi seperti ini, yang mungkin mengharuskanya untuk segera berpisah dengan sang Puan yang tentu saja akan menitihkan air matanya.
Kakak dari sang Puan pun sudah sangat merelakan kepergian sang professor hingga menuntut kesadaran diri untuk segera angkat kaki dari Emirates
Tiap kali langit meremang jingga,
aku ‘kan merindukanmu
Langit digambarkan sebagai sang Puan, dan jingga adalah masa masa sulit yang dilalui sang Puan. Kakak dari sang Puan tentu akan merindukan bagaimana Kisah cinta Wenger dan Puan yang selalu berhasil melewati masa masa sulit demi memperebutkan tiket UCL
Ah, kau Puan Kelana,
mengapa musti ke sana?
Lirik yang ini menggambarkan bagaimana Orang Tua sang Puan yang enggan melepas Arsene Wenger setelah 22 tahun bersama sang Puan.
Mengapa musti harus meninggalkan sang Puan ?
Jauh-jauh Puan kembara,
sedang dunia punya luka yang sama.
Toh jika Arsene Wenger pergi dan bertemu Puan lain pun, akan merasakan tekanan yang sama dengan kapasitas yang ia miliki.
Mari, Puan Kelana,
jangan tinggalkan hamba.
Piala FA musim lalu sejatinya menaggambarkan bait yang satu ini dengan tetap merestui hubungan Arsene Wenger dan sang Puan untuk 2 tahun lagi. Seolah Orang Tua sang Puan tak rela jika anaknya ditinggalkan Wenger
Toh, hujan sama menakjubkannya,
di Paris atau di tiap sudut Surabaya.
Hujan dianalogikan sebagai Berkat/Prestasi yang melimpah bahkan luar biasa yang pernah di raih Wenger.
Di Paris atau di tiap sudut Surabaya menggambarkan elitnya Trophy Invincible (Paris) dan Piala semacam FA Cup dan Community Shield (Surabaya). Sama saja, baik Piala Liga, FA, Community sudah pernah diberikan Wenger untuk sang Puan
Rene Descartes, Moliere, dan Maupassant.
Kau penuhi kepalaku yang kosong;
Rene Descrates, Moliere, dan Maupassant menggambarkan jenis jenis strategi yang pernah di gunakan dalam masa jaya Wenger.
Kau penuhi kepalaku yang kosong menggambarkan hanya itu tactic yang Wenger punya dan berkutat pada strategi tersebut karena di kepala Wenger hanya memiliki strategi itu.
dan Perancis membuat kita sombong,
saat kau masih milikku.
Sedangkan lirik yang satu ini menggambarkan bagaimana Wenger boleh jumawa hingga saat ini ketika dia masih menjadi satu-satunya manager asal Perancis yang mencatatkan segala rekor di sepak bola Inggris. Premier League seolah-olah masih menjadi panggung milik Wenger untuk unjuk kebolehan sepeninggal Sir Alex.
Kita tetap membenci air mata.
Tiada kabar tiada berita.
Penulis yakin, kakak sang Puan enggan menitihkan air mata jika sang professor benar benar pergi meninggalkan sang Puan, namun bisa juga malah kakak sang Puan yang memberi ucapan perpisahan dan rangkaian kata terimakasih untuk 22 tahun nya menjaga sang Puan untuk tetap sehat.
Tiada kabar tiada berita ini seperti rumor yang sedang berkembang saat ini,orang tua sang Puan tengah menyiapkan kekasih baru sepeninggal Wenger di akhir musim nanti, berita yang muncul begitu saja.
Meski senja tak selalu tampak jingga,
aku terus merindukanmu.
Nah, lirik yang satu ini memiliki makna tersendiri bagi penulis, Senja di gambarkan sebagai sang Puan, meski  wajah Wenger mulai perlahan mengilang dari peradaban sang Puan. Penulis tetap akan merindukan sosoknya sebagai pria yang pernah berjasa untuk sang Puan, sebagai penghormatan/rasa Terimakasih penulis terhadap Wenger.

Minggu, 04 Februari 2018

Ozil Yang Membiarkan Hati Kecil-nya Berbicara

Apakah kalian pernah merasakan dilema ? Bagaimana mengatasi dilema tersebut ? Tentu jawaban kita masing-masing berbeda dalam mengatasi dilema. Bagaimana jika kalian sedang ditunggu seseorang untuk memberikan jawaban yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya ? Seperti jika seseorang mengatakan cinta atau suka kepada kalian, dan kalian kebingungan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Tentu kalian akan meminta waktu dan membiarkan hati yang akan berbicara.

Nah, begitu pula Mesut Ozil. Jawaban dari perpanjangan kontrak yang disodorkan Arsenal belum juga Ia jawab hingga deadline day. Yang bagaimana, jika setelah deadline day selesai, Ozil bebas membuat kesepakatan dengan tim mana saja yang berniat mengamankan jasanya. Selain menunggu keputusan dari Mesut Ozil. Gooner juga sedang berdebar-debar menunggu kedatangan Batman (Auba). Pucuk dicinta ulam pun tiba. Aubameyang resmi diperkenalkan oleh Arsenal sekitar waktu maghrib di Indonesia. Euforia menyambut kedatangan Pierre seolah pengalihan isu untuk melupakan bagaimana hasil tawaran perpanjangan kontrak yang di berikan Arsenal kepada Mesut.

Tepat sejam berselang, Arsenal mengungumkan perpanjangan kontrak Ozil yang berdurasi 3,5 tahun. Banyak yang berspekulasi Ozil bakal mengikuti jejak Alexis yang akan hijrah ke MU. Apalagi malam sebelumnya Arsenal takluk di Liberty Stadium 3-1 oleh Swansea. Hal ini menambah kekhawatiran bagi para Gooner bahwa hal ini mungkin semakin membuat Ozil percaya bahwa ini waktunya untuk angkat kaki dari Emirates Stadium. John Cross pun mengklaim bahwa Ozil juga sudah berpamitan pada rekan rekannya di Arsenal, bahwa Ia akan segera hijrah ke MU dan bereuni bersama Mourinho dan Sanchez.

Namun jawaban Ozil seolah meruntuhkan segala pemberitaan  diluar sana mengenai spekulasi masa depanya di Arsenal. Ozil berkata di akun Instagramnya "Proud to announce: I signed dat thing 😁 3 more years with @Arsenal!". Lalu apa yang membuat Ozil memilih bertahan di Arsenal. Banyak berita burung diluar sana yang menjelaskan bahwa Ozil memperpanjang kontraknya di Arsenal hanya karena sang kekasih sudah betah hidup London, dan Ozil katanya juga akan melakukan resepsi pernikahanya di London setelah gelaran Piala Dunia. Namun sekali lagi, percayalah, Mesut tak akan pernah membohongi hati kecilnya. Ozil tentu memiliki beberapa alasan mengapa Ia mengulur waktu untuk melakukan perpanjangan kontraknya bersama Arsenal, Karena keputusan yang dibuat Ozil memang benar benar keputusan yang sangat berat dan tentu itu untuk kelangsungan karirnya juga. Kita tak pernah tau apa yang ada didalam pikiran Ozil hingga Ia menunda nunda tawaran kontrak baru dari Arsenal. Terpampang jelas di caption Instagram Mesut "It's been one of the most important decisions of my footballing career and that's why I had to think hard and talk with everyone who's important to me... Good things take time!".

Tergambar jelas bagaimana susahnya Ozil membuat keputusan untuk masa depanya. "Good things take time! In the end I let my heart decide. As I always said, I feel at home here and I'm highly motivated to achieve big things in the next few years. Once a Gunner, always a Gunner! ". Caption yang satu ini benar benar membuat saya tak meragukan bagaiamana hati kecil Ozil yang masih percaya Arsenal masih mampu membuat sesuatu yang luar biasa untuk beberapa musim mendatang. Ozil lebih membiarkan hati kecilnya yang membuat keputusan untuk tetap bertahan bersama Arsenal. Usianya kini sudah 29 tahun. Dimana usia usia produktif para pesepakbola. Ozil tentu sudah membuat keputusan yang matang mengenai masa depanya. 3 tahun lagi usianya 32 tahun, bukan usia yang ideal untuk memikirkan hengkang  dan mencari klub baru. Setidaknya kita masih memiliki jendral lapangan tengah yang menjanjikan untuk bersaing di Premier League musim depan. Target realistis Arsenal musim ini hanyalah finish di peringkat 4, menjuarai Carabao dan Europa League. kedatangan Aubameyang dan Mkhitaryan tentu menjadi pertimbangan Ozil juga untuk tetap berjuang bersama Arsenal. Kedatangan Aubameyang dirasa cukup untuk bertarung setidaknya hingga akhir musim.

Tak ada yang tau bagaimana Ozil akhirnya bertahan bersama Arsenal. Keputusan Ozil seperti membungkam semua omong kosong mengenai dirinya diluar sana yang mengatakan sudah enggan atau malas malasan bermain bersama Arsenal. Memang, jika pikiran kita tak sanggup lagi untuk membuat suatu keputusan, biarkanlah hati kecil mu yang berbicara. Niscaya keputusan yang bersdasar ketulusan akan menghasilakan sesuatu yang membahagiakan. #YaGunnersYa

Gambar : Mirror.co.uk